Langsung ke konten utama

Tanaman Bawang putih dan Manfaatnya Untuk Kesehatan

Bawang putih (Allium sativum) adalah tanaman herba semusim berumpun yang mempunyai
ketinggian sekitar 60 cm. Bawang putih banyak ditanam di ladang-ladang di daerah pegunungan
yang cukup mendapat sinar matahari. Bawang putih adalah tanaman dari Allium sekaligus nama
dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk
bumbu dasar masakan Indonesia (Rahmawati, 2012, Hlm. 1-3).
Klasifikasi tanaman bawang putih:
Kerajaan : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
Jenis : Allium sativum
Kandungan Bawang Putih Dalam 100 gr bawang putih terkandung 71,0 gr air, 95 kalori, 4,5 gr
protein, 0,2 gr lemak, 23,1 gr karbohidrat, 42 mg kalsium, 346 gr kalium, 134 mg fosfor, 1,0 mg
besi, 0,22 mg vit B1, dan 15 md vit C. Melalui ekstraksi dan isolasi kimiawi, dapat diketahui
beberapa senyawa aktif yang terkandung dalam bawang putih, seperti allicin yang ditemukan
oleh Bailey dan Cavallito tahun 1944, allicin yang ditemukan oleh Stoll dan Seebeck tahun 1448,
ajoene, Sallycyctein, dan scordinin (Rahmawati, 2012, Hlm. 34).
Menurut Mc Anwyll (2000), menyatakan bahwa allicin pada bawang putih mempunyai daya
antibiotik yang kuat, namun senyawa ini merupakan senyawa yang labil, jika dalam satu menit
berada di udara bebas akan mengalami dially disulfide. Kandungan allicin dalam bawang putih
sangat kecil, selain itu rentan terhadap dekomposisi jika berada di udara bebas (Rahmawati,
2012, Hlm. 35).
Menurut Yuhua dan Eddy, menyatakan bahwa 100 gr bawang putih memiliki kadungan kimia
yang terdiri dari 1,5% Allicin yaitu merupakan komponen penting dalam efek antibiotik, 4,5
gram protein, lemak 0,2 gram, hidrat arang 23,10 gram, Vitamin B1 0,22 miligram, Vitamin C
15 miligram, Kalori 95 kalori, Posfor 134 miligram, Kalsium 42 miligram, Zat besi 1 miligram,
Air 71 gram (Untari, 2010). Allicin merupakan senyawa kimia pada bawang putih yang berperan
sebagai antibiotik. Dalam penghambatannya allicin merusak dinding sel bakteri dan juga
menghambat sintesis RNA. Perusakan dinding sel bakteri bakteri dilakukan allicin dengan cara
menginhibisi biosintesis dipeptidoglikan yang berperan dalam memberikan kekuatan dan rigidasi
pada dinding sel, sedangkan penghambatan sintesin RNA dilakukan allicin dengan cara
membentuk ikatan yang sangat kuat pada enzim bakteri yaitu DNA Dependent RNA Polymerase
sehingga sintesis RNA pada bakteri terhambat (Akintobi et al, 2013 dalam Bayati, 2017).
(Rahmawati, 2012, Hlm. 2) Bawang putih termasuk kedalam tumbuhan berumbi lapis atau
disebut juga dengan tumbuhan siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun dan
berdiri tegak sampai 30 – 75 cm, bawang putih ini memiliki batang yang semu yang terbentuk
dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan memanjang.
Bawang memiliki akar berupa serabut-serabut kecil yang berjumlah banyak. Setiap daun
bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung) dimana setiap siungnnya terbungkus
kulit tipis yang berwarna putih (Untari, 2010). Semula bawang putih merupakan tumbuhan pada
daerah dataran tinggi, namun sekarang di Indonesia, pada jenis tertentu bawang putih pun
banyak dibudidayakan di dataran rendah. Bawang putih berkembang dengan baik pada Morfologi Bawang Putih.
Morfologi bawang putih terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan umbi.
1. Akar
Tanaman bawang putih memiliki sistem perakaran dangkal yang berkembang dan menyebar
disekitar permukaan tanah sampai pada kedalaman 10 cm. Bawang putih memiliki akar serabut
dan terbentuk di pangkal bawah batang sebenarnya (discus). Akar tersebut tertanam dalam tanah
sebagai alat untuk menyerap air dan unsur hara dari tanah. Sistem perakaran bawang putih
menyebar ke segala arah, namun tidak terlalu dalam sehingga tidak tahan pada kondisi tanah
yang kering (Samadi, 2000).
2. Batang
Batang bawang putih merupakan batang semu dan berbentuk cakram. Batang tersebut terletak
pada bagian dasar atau pangkal umbi yang terbentuk dari pusat tajuk yang dibungkus daun-daun.
Ketinggian batang semu bawang putih dapat mencapai 30 cm (Samadi, 2000).
3. Daun
Daun tanaman bawang putih memiliki ciri morfologis yaitu berbentuk pita, pipih, lebar dan
berukuran kecil serta melipat ke arah dalam sehingga membentuk sudut pada pangkalnya. Satu
tanaman bawang putih biasanya memiliki 8-11 helai daun. Permukaan daun bagian atas
berwarna hijau muda dengan kelopak daun yang tipis, kuat, dan membungkus kelopak daun yang
yang lebih muda (Samadi, 2000).
4. Bunga
Tanaman bawang putih dapat berbunga namun hanya pada varietas tertentu saja. Bunga bawang
putih berupa bunga majemuk yang berbentuk bulat seperti bola, berwarna merah jambu,
berukuran kecil, tangkainya pendek, dan bentuknya menyerupai umbi bawang. Bunga yang
tumbuh dapat menghasilkan
biji. Umumnya pada sebagian besar varietas, tangkai bunga tidak tumbuh keluar melainkan
hanya sebagian bunga saja yang tampak keluar bahkan tidak sedikitpun bagian bunga yang
keluar karena sudah gagal sewaktu masih berupa tunas (Wibowo, 2007).
Pembungaan pada bawang putih dapat mengganggu perkembangan umbi dan tidak memiliki
nilai ekonomi sehingga biasanya para petani akan membuangnya. Pada bagian tangkai bunga
terbentuk umbi kecil yang menyebabkan pembengkakan sehingga umbi terlihat seperti bunting.
Umbi-umbi kecil tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan secara vegetative dengan
cara ditanam berulang-ulang selama + 2 tahun (Rukmana, 1995).
5. Umbi
Umbi bawang putih tersusun dari beberapa siung yang masing-masing terbungkus oleh selaput
tipis yang sebenarnya merupakan pelepah daun sehingga tampak seperti umbi yang berukuran
besar (Rukmana, 1995). Ukuran dan jumlah siung bawang putih bergantung pada varietasnya.
Umbi bawang putih berbentuk bulat dan agak lonjong. Siung bawang putih tumbuh dari ketiak
daun, kecuali ketiak daun paling luar. Jumlah siung untuk setiap umbi berbeda tergantung pada
varietasnya. Bawang putih varietas lokal biasanya pada setiap umbinya tersusun 15-20 siung
(Samadi, 2000). ketinggian berkisar 200 – 250 meter di atas permukaan laut (Untari, 2010).
Manfaat Bawang Putih
Bawang putih memiliki manfaat dan kegunaan yang besar bagi kehidupan manusia. Bagian
utama dan paling penting dari bawang putih adalah umbinya yang biasanya digunakan sebagai
bumbu dapur. Kandungan senyawa yang sudah ditemukan dalam bawang putih diantaranya
adalah allicin dan sulfur amino acid alliin. Sulfur ammonia acid alliin ini oleh enzim allicin liase
diubah menjadi allicin yang akan mengalami perubahan menjadi diallil sulfide. Senyawa allicin
dan diallil sulfide inilah yang memiliki banyak kegunaan dan berkhasiat sebagai obat. Selain itu,
bawang putih juga dapat digunakan sebagai bakterisida dan fungisida pada pengendalian
penyakit tanaman. Hasil penelitian Durbin et al(1971) terbukti bahwa senyawa allicin dalam
bawang putih sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan penicillium sp (Rukmana, 1995).
Penelitian lain menunjukkan bahwa kandungan allicin dalam ekstrak bawang putih juga
memiliki aktivitas antijamur dengan cara bergabung dengan protein sehingga akan menyerang
protein mikroba dan akhirnya akan membunuh mikroba tersebut (Kulsum, 2014).
1. Black Garlic
Black garlic adalah produk hasil pemanasan bawang putih yang melibatkan suhu tinggi sehingga
menghasilkan bawang putih yang hitam. Bawang putih yang diolah menjadi black garlic akan
berwarna hitam, terasa manis dan sedikit asam, serta tidak berbau seperti bawang putih segar.
Pemanasan dilakukan untuk meningkatkan kandungan senyawa bawang putih yang bermanfaat
menyembuhkan suatu penyakit. Nilai TEAC antioksidan bawang putih segar lebih rendah dari
black garlic yaitu sebesar 13,3 + 0,5 dan 59,2 + 0,8 μmol/g basah (Lee et al., 2009).
Black garlic adalah bawang putih segar yang dipanaskan pada suhu tinggi selama beberapa hari
sehingga menghasilkan bawang hitam dengan rasa yang manis (Bae et al., 2014). Proses
pemanasan dilakukan untuk menghilangkan rasa dan aroma menyengat pada bawang putih.
Pengolahan dengan metode pemanasan tidak akan mengurangi kandungan antioksidan pada
bawang putih (Indrie Ambasari, anytah, 2013)
2. Manfaat Black Garlic
Black garlic sejak lama sudah dikonsumsi oleh masyarakat di Korea dan Thailand dan sudah
diperkenalkan ke negara lain sekitar 10 tahun yang lalu. Masyarakat mengkonsumsi black garlic
sebagai obat karena kandungannya zat aktifnya yang tinggi. Pemanfaatan black garlic tidak
hanya sebagai obat namun juga digunakan untuk member rasa pada olahan ikan, ayam, sup, dan
risotto. Black galic lebih disukai karena tidak mengeluarkan bau dan rasa yang tidak menyengat
seperti bawang putih segar. Perubahan tersebut disebabkan berkurangnya kadar allicin karena
selama proses pemanasan allicin diubah
menjadi senyawa antioksidan yatiu SAC (S-allyl cysteine) (Kimura et al., 2017).
3. Kandungan utama
Kandungan utama dalam black garlic adalah SAC (S-allyl cysteine) (Bae et al., 2014).
Pemanasan black garlic akan membuat kandungan SAC (S-allyl cysteine) semakin meningkat.
Kandungan SAC inilah yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan pada black garlic juga
lebih tinggi dibandingkan bawang putih segar. Kandungan antioksidan ini bisa digunakan untuk
mencegah komplikasi diabetes (Lee et al., 2009).
Tinjauan Karakteristik Varietas Bawang Putih Bawang putih dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu bawang putih dataran
rendah dan bawang putih dataran tinggi. Kedua kelompok bawang putih ini masing-masing
memiliki beberapa varietas dengan spesifikasinya sendiri-sendiri. Perbedaan antar varietas
didasarkan pada besar tanaman, produksi, jumlah siung, umur, bentuk dan warna serta besar
umbinya (Samadi, 2000). Selain itu, menurut Wibowo (2007) perbedaan antar varietas juga
didasarkan pada kandungan zat kimia di dalam umbi. Varietas bawang putih memiliki jumlah
kandungan senyawa yang berbeda-beda. Bawang putih dari Polandia, Spanyol, Portugal, Cina,
Thailand, Burma dan Uzbekistan menunjukkan kandungan protein dan senyawa fenolik yang
berbeda. Bawang putih dari ketujuh negara tersebut ditanam dengan pada jenis tanah dan iklim
yang berbeda. Varietas yang memiliki kandungan senyawa aktif, memiliki antioksidan tinggi,
dan menunjukkan efek antiproriferatif adalah varietas bawang putih dari Cina (Szychowski et
al., 2018).
Penelitian ini menggunakan tiga varietas bawang putih yaitu varietas Kating, varietas Lumbu
Kuning, dan varietas Lanang karena ketiga varietas bawang putih ini banyak dibudidayakan
oleh masyarakat khususnya di daerah Jawa Timur. Selain itu, ketiga varietas tersebut memiliki
aroma yang kuat dengan
kandungan senyawa aktif tinggi serta potensi produksi yang tinggi juga (Wibowo, 2007).
Tinjauan mengenai karakteristik masing-masing varietas adalah sebagai berikut:
1. Varietas Kating
Bawang putih varietas Kating merupakan salah satu varietas yang digemari masyarakat
Indonesia. Bawang putih ini merupakan bawang putih impor yang berasal dari Tiongkok. Ciri
khas dari bawang putih jenis Kating adalah memiliki aroma dan rasa yang kuat. Meskipun
ukuran kerompol varietas Kating terbilang kecil namun ukuran siungnya besar dengan kulit luar
yang berwarna putih seperti kertas (Wibowo, 2007). Varietas Kating memiliki diameter umbi
3,5 – 4,6 cm dengan umbi yang berwarna putih. Jumlah siung pada satu kerompol bawang putih
kating dapat berjumlah 5 – 10 buah. Beberapa penelitian membuktikan pengaruh bawang putih
Kating, salah satunya kandungan allicin dalam sari bawang putih varietas Kating memiliki
pengaruh terhadap daya hambat bakteri pseudomonas auregia (Yulianti, 2016).
2. Varietas Lanang
Bawang putih Lanang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bawang putih lain karena
hanya terdiri atas satu umbi saja (tunggal). Petani bawang jenis ini juga terbilang sedikit
sehingga harganya pun jauh lebih mahal dibandingkan bawang jenis lainnya. Kulit luar umbi
varietas Lanang adalah putih seperti kertas dengan diameter umbi sekitar 3,3 – 3,8 cm (Wibowo,
2007). Varietas Lanang sebenarnya merupakan varietas yang ada karena tidak sengaja bawang
putih ditanam di ligkungan yang tidak sesuai dengan tempat tumbuhnya. Bawang jenis Lanang
pertama kali ditemukan di Sarangan, Magetan, JawaTimur. Umbi pada bawang lanang hanya
berjumlah satu dan sangat kecil akibat gagalnya pembentukan tunas utama di bagian tajuk dan
menekan pembentukan tunas bakal siung dibawahnya sehingga daun yang biasanya
membungkus beberapa siung hanya mampu membungkus satu umbi saja
(Wibowo, 2007). Bawang putih Lanang memiliki kandungan kimia yang bermanfaat untuk
kesehatan yang sama dengan bawang putih lainnya, namun yang berbeda ialah kadar
senyawanya. Perbandingan kandungan seyawa aktif berupa allicin dan saponin dalam satu siung
bawang Lanang setara dengan 5 – 6 siung bawang putih lainnya. Kandungan senyawa aktif yang
tinggi tersebut disebabkan oleh semua zat yang terkumpul dalam satu siung tunggal sehingga
bawang Lanang lebih banyak dikonsumsi sebagai obat (Utami dan Mardiana, 2013). Varietas
Lanang juga memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri
Escerichia coli (Kulla, 2016). Selain itu, tingginya kandungan allicin dalam bawang putih
lanang mampu mempercepat penuruan eritrema pada luka terkontaminasi (Utami, Murniati, &
Sumarno, 2016).
3. Varietas Lumbu kuning
Varietas Lumbu merupakan varietas unggul bawang putih di Indonesia. Pada varietas Lumbu
terdapat dua jenis yaitu varietas Lumbu hijau dan varietas Lumbu kuning. Ukuran siung varietas
Lumbu kuning lumayan besar dan aromanya tidak terlalu kuat serta kulit luar umbi berwarna
putih kekuningan. Jumlah siung bawang ini dapat mencapai 14 – 17 buah. Selain itu, produksi
ratarata varietas Lumbu kuning dapat mencapai 7 – 9 ton umbi kering per hektar (Wibowo,
2007). Lumbu kuning juga memiliki keunggulan yaitu memiliki efek antifungi terhadap jamur
Candida albicans (Kulsum, 2014).
Tinjauan Lama Pemanasan Bawang Putih
Pemanasan yang paling optimal adalah pada suhu antara 70o C dibandingkan suhu 60o C, 80o
C, dan 90o C. Pada suhu 60o C bawang putih yang dipanaskan tidak semuanya berwarna hitam
dan waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan lebih lama, sedangkan pada suhu 80o C-90o C
meskipun dihasilkan black garlic lebih cepat namun rasanya akan terasa pahit dan asam (Bae et
al., 2014). Pemanasan biasanya digunakan dalam pembuatan makanan untuk meningkatkan
kualitas makanan dan untuk mempengaruhi warna, tekstur, rasa dan juga untuk meningkatkan
kandungan senyawa aktif di dalamnya. Menurut Zhang et al., (2015) selama proses pemanasan
akan menyebabkan terjadinya perubahan fisikokimia seperti warna tekstur dan rasa serta
perubahan kandungan nutrisi bawang putih. Saat bawang putih segar dipaskan maka teksturnya
akan lengket seperti jelly, rasanya menjadi manis dan asam, dan warnanya berubah menjadi
coklat kehitaman. Intensitas warna kecoklatan akan semakin meningkat seiring lama pemanasan
pada suhu 70o C (Bae et al., 2014). Perubahan biologis yang terjadi pada black garlic adalah
perubahan komponen senyawa aktif termasuk SAC (S-allyl cysteine), vitamin, asam fenolik,
dan flavonoid. Senyawa-senyawa tersebut meningkat setelah proses pemanasan. Jumlah
kandungan SAC dalam black garlic umumnya lima sampai enam kali lebih tinggi daripada
bawang putih segar dan senyawa polyphenolnya meningkat hingga tujuh kali lipat dari bawang
putih segar (Zhang et al., 2015). Hasil penelitian Setyawati, (2014) menunjukkan bahwa black
garlic dengan lama pemanasan 45 hari memiliki aktifitas antibakteri optimal terhadap
Staphylococcus aureus daripada lama pemanasan 15 hari dan 30 hari. Ekstrak bawang putih
segar memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
yang jauh lebih besar dibadingkan ekstrak black garlic. Hal tersebut disebabkan karena
kandungan senyawa dalam bawang putih segar berupa allicin masih banyak dan bersifat sebagai
antibakteri, sedangkan pada black garlic senyawa allicin sudah diubah menjadi SAC (S-allyl
cysteine) agar lebih stabil dan SAC lebih cenderung bersifat sebagai antioksidan daripada
sebagai antibakteri. Berdasarkan hasil uji pendahuluan, bawang putih segar akan berubah
warnanya menjadi hitam setelah dipanaskan selama 7 hari. Lama pemanasan selama 7 hari
tersebut menunjukkan waktu minimum yang dibutuhkan untuk menghasilkan black garlic
karena sudah menunjukkan adanya perubahan.
Perubahan tersebut diakibatkan oleh adanya reaksi perubahan senyawa GSAC (γGlutamyl-S￾allylcysteine) menjadi SAC (S-allyl cysteine). Kandungan allicin menurun secara signifikan
setelah proses pemanasan selama 7 hari. Penurunan kandungan allicin pada black garlic
menurun sekitar delapan kali lipat dari bawang bawang putih segar. Proses pemanasan
menyebabkan penurunan kandungan allicin karena reaksi yang melibatkan fruktosa, fruktan dan
karbohidrat dalam bawang putih sehingga allicin diubah manjadi SAC (S-allyl cysteine) (Li, Lu,
Pei, & Qiao, 2015). Produk black garlic yang baik harus memenuhi beberapa kriteria
diantaranya warna hitam, tekstur lembut, rasa yang manis, dan tidak mengeluarkan bau
menyengat seperti bawang putih segar. Para produsen black garlic di Indonesia biasanya
memanaskan bawang putih selama 15-20 hari. Lama pemanasan tersebut menghasilkan black
garlic dengan tekstur yang lembut dan rasanya manis serta tidak berbau menyengat seperti pada
bawang putih segar. Bawang putih dengan lama pemanasan 30 hari menunjukkan kandungan
fenol dan flavonoid yang tidak terlalu tinggi. Selain sedikitnya kandungan senyawa tersebut,
akibat pemanasan terlalu lama akan menghasilkan black garlic dengan warna yang sangat hitam,
rasanya agak pahit, dan tekstur yang kurang lembut bahkan keras karena black garlic akan
semakin mengkerut selama proses pemanasan (Bae et al., 2014).

Komentar

  1. ituBola - Agen Taruhan Online | Sportsbook | Casino Online | Baccarat | Dragon Tiger | Roulette | Sicbo | BlackJack

    Agen Judi Online Terpercaya dan Terbaik di Indonesia.
    Menyediakan berbagai macam permainan Judi Bola & Live Casino Online Terlengkap.

    Cukup 1 User id untuk bermain semua game.
    - Sportsbook ( Terlengkap )
    - W88 Live Casino
    - Baccarat
    - Roulette
    - Sicbo
    - Blackjack
    - Dragon Tiger

    => Bonus Cashback 5% (dibagikan setiap Hari Senin)
    => Customer Service 24 Jam Nonstop
    => Support Bank Lokal Indonesia
    => Support Deposit Via Aplikasi OVO,PULSA,GOPAY
    => Minimal Deposit 25,000 | Minimal Withdraw 50,000
    => Proses Deposit & Withdraw Tercepat

    Kontak Kami:
    -LINE : itubola757
    -TELEGRAM : +85517696120 / @ItuBola
    -WECHAT : itubolanet
    -WHATSAPP : +85517696120

    > Pusat Bantuan ItuBola <

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Data dan Fakta AC Milan vs Bologna

Pada pertemuan pertama di Serie A musim ini, pada pekan ke-15, Milan menang 3-2 di kandang Bologna. Milan mencetak tiga gol lewat Krzysztof Piatek (penalti), Theo Hernandez, dan Giacomo Bonaventura. Dua gol Bologna didapatkan dari bunuh diri Theo Hernadez dan penalti Nicola Sansone. Dalam laga kandangnya melawan Bologna di Serie A musim lalu, Milan menang 2-1. Milan unggul lewat gol-gol Suso menit 37 dan Fabio Borini menit 67. Bologna menipiskan selisih skor lewat gol Mattia Destro menit 72. Milan memenangi 7 dari 8 laga terakhirnya melawan Bologna di Serie A, kandang dan tandang (M7 S1 K0). Milan di Serie A musim ini: M15 S8 K10, gol 48-42. Rekor kandang Milan di Serie A musim ini: M7 S5 K4, gol 22-18. Gol terbanyak untuk Milan di Serie A musim ini: Ante Rebic (10). Assist terbanyak untuk Milan di Serie A musim ini: Hakan Calhanoglu (5). Milan tak terkalahkan dalam 7 laga terakhirnya di Serie A (M5 S2 K0). Milan selalu mencetak minimal 2 gol dalam 7 laga terakhirnya di Serie A. Milan

Pemain Yang Akan Dibeli Oleh AC Milan

Klub besar Chelsea, dikabarkan bakal menjual 6 pemainnya demi memboyong bintang Bundesliga Jerman, Timo Werner dan Kai Havertz. AC Milan pun disebut siap menampung pemain  yang akan dijual The Blues, yakni Tiemoue Bakayoko. The Blues dikabarkan segera mendapat tandatangan pemain RB Leipzig, Timo Werner pada bursa transfer musim panas mendatang. Tak berhenti di situ, Chelsea pun juga gerak cepat mengamankan pemain muda Bayer Leverkusen, Kai Havertz.  Chelsea dikabarkan telah curi start dengan menyodorkan proposal sebesar 79 juta euro (Rp1,2 triliun). Skuat Frank Lampard tampaknya ingin merombak kekuatan dengan materi pemain baru yang hendak didatangkan dari Negeri Panzer.  Demi mewujudkan ambisi belanja klub, Chelsea harus menjual enam pemain, termasuk Tiemoue Bakayoko. Bakayoko diketahui tengah menjalani masa peminjaman di AS Monaco. Namun, Monaco dikabarkan tak akan memperpanjang masa pinjam atau memagari Bakayoko dengan kontrak permanen. Corriere dello Sport mewartakan bahwa Bakayoko